Sunday, April 14, 2013

Surat dari Jakarta : Pengalaman Berobat ke RS Gigi dan Mulut Pendidikan FKG UI (1)

Kalau temen saya si Didin punya "Surat dari Majene" yang ditulis di Majalah Embun, saya nulis "Surat dari Jakarta" :D. Inilah tulisan pertama saya tentang pengalaman selama terdampar di ibu kota.
Sehat itu mahal, karena kalau sakit seringkali lebih sakit mbayarnya. Termasuk sakit gigi, apalagi di Jakarta yang semua mahal.
Singkat cerita saya mengalami sakit gigi yang cukup parah karena gaya hidup yang tidak sehat. Waktu kecil suka makan permen, sampai sekarang masih suka makan yang manis-manis walau ga sering.
Tapi nasi sudah menjadi lontong, gigi saya banyak yang sudah berlubang. Sampai saya mengalami bengkak di gusi bagian atas yang membuat saya ngeri karena pipi nampak lebih tebal.

Sakit yang saya rasakan membuat saya mempertimbangkan diri untuk berkunjung ke dokter gigi, sebuah pilihan yang sebelumnya selalu saya pinggirkan karena takut menghadapi dokter gigi yang entah akan bereaksi bagaimana melihat kondisi gigi saya.
Mulailah saya browsing mencari informasi tentang klinik gigi di Jakarta Pusat yang dekat dengan daerah saya. Google Maps dan Foursquare menjadi rujukan saya. Beberapa klinik di tempat strategis telah saya dapatkan infonya, namun begitu melihat biaya yang dipatok untuk cabut gigi mencapai 2-3 juta saya mringis saja. Yah memang sih biaya kesehatan bisa saya klaim ke kantor tapi kalau segitu menurut saya juga terlalu mahal.
Sampai akhirnya saya menemukan sebuah postingan tentang Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia yang berlokasi di Salemba.
Terima kasih untuk
http://rizukawaii.blogspot.com/2011/03/perawatan-gigi-di-klinik-fkg-ui.html
dan
http://pujulisme.wordpress.com/2012/05/25/perawatan-gigi-murah-di-jakarta
yang telah memposting tentang RSGMP.
Menurut mbak para blogger tersebut biaya berobat di RSGMP cukup terjangkau.
Akhirnya pada tanggal 9 April 2013 kemarin saya datang ke RSGMP. Lokasi RSGMP mudah dijangkau, kita bisa naik Transjakarta yang melewati daerah Salemba, turun di halte UI Salemba.
RSGMP masih satu kompleks dengan kampus UI Salemba, kalau bingung kita selalu bisa tanya Pak Satpam :D.
Sedikit bingung juga saya awalnya setelah masuk, hingga akhirnya saya beranikan diri ngomong ke petugas di ruang tunggu kalau saya mau berobat.
Ditanya sama petugasnya, apa baru pertama kali ke situ, saya iyakan saja.
Kemudian saya disuruh mengisi data pasien untuk kemudian dibuatkan semacam kartu yang kemudian harus saya bawa kalau berobat lagi.
Pas pengisian data dan pembuatan kartu ini kita kena biaya 10 ribu.
Setelah itu saya kemudian dipanggil untuk diperiksa. Oleh dokter yang memeriksa, saya ditanya apa keluhannya. Saya ceritakan mengenai bengkak dan gigi berlubang yang saya alami.
Hingga kemudian saya dikasih surat rujukan untuk melakukan foto rontgen panoramik (kalau ga salah ini istilahnya :D) di bagian radiologi.
Saya sempat muter sebentar mencari bagian radiologi karena masih asing dengan lingkungan di sana.
Alhamdulillah berkat bantuan seorang (yang sepertinya adalah) mahasiswi FKG UI saya berhasil menemukan ruangan yang dimaksud.
Oleh petugasnya saya dipersilakan masuk untuk difoto.
Foto dilakukan dengan posisi berdiri, kepala saya berada di antara alat foto yang berwujud 2 bilah papan yang akan memutari kepala saya sewaktu dilakukan foto.
Oleh petugas saya disuruh untuk menggigit kapas berbentuk silinder sehingga mulut saya sedikit terbuka saat saya difoto. Oiya, untuk proses foto rontgen panoramik ini dikenakan biaya 45 ribu rupiah.
Setelah foto sekitar pukul setengah 11 saya disuruh menunggu. Saya menunggu di dekat ruangan radiologi lama sekali sampai pasien-pasien yang dulunya nunggu bareng saya sudah dipanggil semua. Sampai akhirnya saya tinggal sholat Dhluhur di masjid UI Salemba.
Selesai sholat ternyata ruangan radiologi masih tutup hungga saya sempatkan makan siang dulu. Saya berpikir ada yang tidak beres. Untung beberapa menit kemudian bagian radiologi sudah buka kembali.
Saya masih muter-muter saja di dekat situ yang kemudian saya terpaksa memberanikan diri untuk bertanya mengenai foto saya apakah sudah selesai dan ternyata sudah.
Langsung saya bergegas kembali ke ruangan resepsionis yang menerima saya di awal tadi karena dokter yang memeriksa saya sebelumnya sudah berpesan untuk menyerahkan hasil foto kepadanya.
Sampai di ruangan resepsionis saya sempat kena celetuk petugasnya, dikiranya saya lupa atau malah tertidur. Padahal memang nunggu lama, atau mungkin memang selesai cepat tapi "terlupakan" oleh petugas bagian foto karena saking banyaknya pasien yang antri foto. Kalau saya ga bertanya mungkin bakal sampai sore tuh.
Ternyata RSGMP ini memang jam buka nya terbatas, sekitar jam 1 itu sudah sepi. Dokter yang memeriksa saya di awal pun sudah tak lagi memakai peralatannya, padahal pagi harinya masih pakai masker dan alat periksa. Jadi saya sarankan kalau ke RSGMP pagi hari saja, sekitar jam 8 sudah di sana biar dapat pelayanan maksimal.
Singkat cerita foto sudah diterima dokter dan saya disarankan untuk melakukan pencabutan gigi. Karena jam operasi RSGMP yang sudah hampir habis, saya disarankan datang lagi keesokan harinya.

[bersambung ya :D]

8 comments:

Surya Adhi Kuncoro said...

Hwa...bar loro untu? :O

ardhi wijayanto said...

iyo Kun

Anonymous said...

Bisa pakai kartu kredit ga mbak bayarnya

ardhi said...

belum tahu mas/mbak, dulu saya mbayarnya langsung

Anonymous said...

bisa pakai kartu kredit kok,saya sudah coba tapi minimal biayanya 100rb

Unknown said...

gimana lanjutan perawatannya? hehe

-rizuka anak salemba-

ardhi wijayanto said...

wah yang punya artikel ikutan komen, karena sudah terlalu lama, ga jadi nerusin tulisannya ini :p

harga jaket semi kulit jakarta said...

Loh kog bersambung hehe..

Post a Comment

ardhi.web.id. Powered by Blogger.