Saat aku mulai menyesaki ruang kandunganmu, memberi beban yang tak ringan setiap harimu
tak pernah engkau mengeluh karenaku ibu
Pagi harimu tak nyaman waktu itu, waktu aku masih belum menyapa dunia
langkah kakimu pasti berat saat itu ibu
Aku menjadi yang kau damba-dambakan, yang kau nanti-nantikan hadirnya
yang kau harapkan akan memberi warna dalam hari-harimu di rumah
Tak terhitung sudah berapa kali do'a kau lantunkan saat itu itu, dan masih berlanjut hingga kini
Dan tiba saat tangisku memecahkan sunyi
kau sambut tangisku bukan dengan tangis, namun dengan senyuman
aku tak tahu dan tak merasa ada sakit yang kau derita amat sangat untuk melahirkanku
engkau hanya tersenyum
Hari-hari mu kemudian berbeda setelah aku ada
aku mulai menyita waktumu ibu
Engkau mencurahkan hampir seluruh 24 jam mu itu
engkau beri kasih sayang yang tak hingga
menenangkan tangisku di waktu malam
menemaniku bermain
membuatkanku sarapan
mengajariku menulis, membaca
menunjukkanku yang baik
Dan waktu kemudian membawa hari ini
Semua masih sama, tak berubah seperti saat aku masih kecil
Lantunan do'a mu untukku masih jua di antara lelahmu
Ibu
Aku bangga terlahir sebagai buah hatimu
sedihku, rasa malasku tak ada arti dibanding kesabaranmu
Aku tak akan pernah bisa membalas kasih sayangmu ibu
aku harus menjadi sosok yang tegar, walaupun itu hanya sedikit
aku harus menjadi sosok yang sabar, walaupun aku merasa sulit
Agar engkau tersenyum ibu
karena
cinta yang kudapatkan pertama kali di dunia adalah darimu, ibu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ardhi.web.id. Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment